Keluarga Adalah Miniatur
Perilaku Budaya
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
36412252
|
RIAN ADITYA PUTRA
|
Program Sarjana Teknologi Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr wb, pertama-tama saya ucapkan Alhamdulillah
puji syukur atas ridho yang diberikan Allah SWT karena telah diberikan umur dan
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KELUARGA ADALAH MINIATUR
PERILAKU BUDAYA”.
Makalah ini berisikan tentang pengertian KELUARGA ADALAH MINIATUR
PERILAKU BUDAYA, dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang kebudayaan didalam keluarga.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segalah usaha kita. Amin.
Jakarta 16 oktober, 2012
Rian aditya putra
DAFTAR ISI
Pernyataan.........................................................................................................1
Kata pengantar...................................................................................................2
Daftar
isi...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................4
1.
Latar
belakang................................................................................................4
2.
Tujuan...........................................................................................................4
3.
Sasaran..........................................................................................................4
BAB 2 PERMASALAHAN...............................................................................5
1.
Kekuatan.......................................................................................................5
2.
Kelemahan...................................................................................................5-6
3.
Peluang.........................................................................................................6
4.
Tantanga/hambatan.........................................................................................7
BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...................................................8
Kesimpulan....................................................................................................8
Rekomendasi..................................................................................................8
Referensi........................................................................................................8
BAB 1 PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Keluarga (bahasa sanskerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang
berarti “anggota”) adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok social terdiri dari sejumlah
individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban,
tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut salvicio dan celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua
atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi, dan
keluarga adalah miniatur perilaku budaya.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsure-unsur sosio budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan social
manusia.
2.TUJUAN
·
Menyelesaikan tugas dalam mata
kuliah ilmu budaya dasar
·
Memberikan sedikit informasi
kepada kita semua
·
Untuk memahami kebudayaan di
dalam keluarga
3.SASARAN
·
Memberikan wawasan dan dapat
menunjang ilmu pengetahuan
·
Mengajarkan kepada kita bahwa
keluarga adalah miniatur perilaku budaya
·
Penulisan ini dapat
dipergunakan sebagai referensi dan bahan masukan
BAB 2 PERMASALAHAN
1.KEKUATAN
a. Keluarga adalah suatu kelompok manusia yang memiliki hubungan darah.
Keluarga,
sekelompok social terdiri dari individu, memiliki antar individu, dan terdapat
ikatan yang kuat.
b. Ikatan darah yang kuat adalah kekuatan rasa ingin melindungi antar
sesamannya.
Tak dipungkiri lagi
bahwa disetiap ikatan darah keluarga menyimpan kekuatan yang sangat besar.
c.
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat.
Di dalam organisasi
atau sekelompok anggota, mungkin keluarga adalah miniaturnya. Sehingga segala
sesuatu yang besar akan lebih mudah jika dimulai dari yang kecil.
d. Kebudayaan yang kental didalam keluarga.
Disetiap keluarga pasti
memiliki peraturan atau hal-hal yang harus diikuti dari generasi ke generasi.
2.KELEMAHAN
a) Banyaknya anggota keluarga yang tidak bertanggung jawab
Di dalam keluarga,
setiap anggota memiliki tanggung jawab masing-masing sehingga dapat
mempertahankan kekokohan satu sama lain.
b)
Kurangnya
komunikasi.
Kurangnya
komunikasi di dalam keluarga dapat menimbulkan kesalah pahaman seingga
menimbulkan pertengkaran antar anggota keluarga.
c) Kurang tegasnya sikap kepala keluarga
Di setiap keluarga
memiliki kepala keluarga, jika kepala keluarga bersikap tidak tegas maka
niscaya anggota keluarganya akan tidak beraturan dan memiliki rasa egoism yang
tinggi.
d)
Kurangnya tanggung jawab kepala keluarga.
Jika kepala keluarganya
tidak memiliki rasa tanggung jawab maka hancurlah sebuah keluarga, tugas kepala
keluarga menafkahi semua anggota keluarganya.
3.PELUANG
a.
Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat, menurut saya untuk melakukan sesuatu yang lebih besar maka di
mulailah dari sesuatun yang kecil seperti keluarga.
b.
Kekuatan ikatan darah didalam
anggota keluarga bisa dijadikan tembok kokoh yang membentengi keutuhan
keluarga.
c.
Budaya yang di turunkan dari
generasi ke generasi di dalam keluarga itu sendiri tanpa di ragukan lagi untuk
mempererat hubungan antar anggota keluarga.
d. Keluarga adalah langkah pertama dari seseorang
anggota baru/sang buah hati untuk pembentukan akhlak dan jiwa seorang pemimpin.
4.TANTANGAN/HAMBATAN
a.
Banyaknya kegiatan/kesibukan
sehingga mengurangi komunikasi di dalam keluarga.
b.
Rasa egoisme setiap anggota
keluarga dapat meretakan kekokohan dinding keluarga.
c.
Kurangnya tanggung jawab di
setiap anggota keluarga karena dunia luar yang merusaknya.
d. Banyaknya anggota keluarga yang
mengesampingkan budaya turun-menurun karena di anggap sepeleh.
BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah, keluarga adalah awal dari pembentukan
organisasi yang besar, di dalam keluarga terbentuk peran yaitu; ayah sebagai
suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, dan pendidik
anak-anaknya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, social, dan spiritual.
REKOMENDASI
a. Keluarga adalah unit terkecil yang mendidik untuk
sesuatu yang besar.
b. Komunikasi antar anggota keluarga sangat di
anjurkan karena dapat memperkokoh rasa kebersamaan.
c. Keluarga adalah langkah awal dari sang buah
hati untuk pembentukan jiwa dan mental.
d. Budaya yang di turun-menurunkan oleh keluarga
adalah sesuatu hal yang harus kita taati, karena bersifat untuk memperkokoh
hubungan antar aggota.
REFERENSI