ILMU SOSIAL DASAR
Disusun Oleh:
Nama :
Rian Aditya Putra
NPM :
36412252
Kelas :
2 ID 08
Mata Kuliah :
Ilmu Sosial Dasar
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan
mempunyai hubungan erat antara satu sama lain. Indonesia dan dengan demikian Indonesia di sebut dengan negara
agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga
mereka dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Hasil kebudayan pada zaman
prasejarah merupakan benda – benda tua yang terbuat dari batu – batu alam dan
tulang – tulang binatang. Alat – alat tersebut mereka ciptakan untuk berburu
binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai
tumbuh dan berkembang beserta dengan tumbuhnya peraturan – peraturan yang
berlaku dan mengikat keberadaan masyarakat tersebut. Mereka hidup di bawah
pimpinan raja yang berkuasa. Mereka juga mulai mengenal tulisan. Pada zaman ini
masyarakat mulai mengenal suatu kepercayaan yang lebih jelas jika dibandingkan
dengan masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya. Mereka yang dulu hidup
dengan menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai menyembah apa yang mereka
sebut sebagai Tuhan.
Kepercayaan yang berkembang pada
zaman ini adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh yang
sangat besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari segi
kebudayaan tetapi juga dalam bentuk susunan masyarakat hingga kepada adat
istiadat, karya seni dan sastra serta bentuk bangunan. Banyak sekali karya seni
berupa lukisan, patung – patung dan candi – candi yang bercorak hindu maupun
budha yng di bangun pada zaman ini.
Zaman madya ditandai dengan
masuknya agama Islam. Agama Islam menyebar dengan cepatnya menyebar di
Indonesia. Agama Islam juga memberikan pengaruh yang cukup besar bagi
perkembangan kebudayaan di Indonesia. Islam memberikan sentuhan baru bagi
perkembangan bangunan – bangunan dan karya seni maupun sastra di Indonesia.
Zaman baru dimulai sejak masuknya
pengaruh barat ke Indonesia. Hingga saat ini zaman baru masih berlangsung.
Proses berkembangnya kebudayaanpun masih terus berlangsung.
Zaman baru membawa pengaruh dan
perubahan yang besar. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan
dan lain – lain. Kebudayaan yang berasal dari luarpun tak hanya masuk, namun
sebagian dari mereka bercampur dengan kebudayaan asli Indonesia sehingga
terciptalah suatu kebudayaan yang baru. Kebudayaan
tidak akan pernah berhenti untuk berkembang selama masyarakat terus berkembang
dan belajar demi kelangsun
A. Penduduk
Dan Permasalahannya
1.
Pengertian Penduduk, Penduduk adalah sekumpulan manusia
yang menempati wilayah. Dinamika penduduk Dinamika penduduk menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal
jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk
bertambah tidak lain karena adanya unsur lahir, mati, datang dan pergi dari
penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan
penduduk dapat dihutung dengan cara : pertambahan penduduk = ( lahir –
mati) + ( datang – pergi ). Pertambahan penduduk alami karena diperoleh dari
selisih kelahiran dan kematian . Unsur penentu dalam pertambahan penduduk
adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
2.
Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang
dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat
kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun
merupakan kelahiran secara kasar, sering disebut Crude birth Rate (CBR).
Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari wanita umur
tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan
dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu)
dalam satu tahun.
3.
Sedangkan mortalitas atau tingkat kematian
secara kasar disebut Crude Date
Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
4.
Komposisi Penduduk, Komposisi penduduk suatu Negara dapat
dibagi menurut komposisi tertentu, misalnya komposisi penduduk menurut umur,
menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan dan sebagainya. Dengan mengetahui komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, dapat disusun/dibuat apa yang disebut piramida
penduduk, yaitu grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada
saat tertentu dalam bentuk pyramid. Golongan laki-laki ada diseblah kiri dan
perempuan disebelah kanan. Garis aksisnya (vertical) menunjukkan interval umur
dan gari horisontalnya menunjukna jumlah atau prosentasi. Berdasarkan komposisinya piramida
penduduk dibedakan atas :
·
Penduduk muda yait
·
Bentuk piramida stasioner, disini keadaan
penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid penduduk
stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara
·
Piramida penduduk tua, yaitu piramida pendduk
yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa
penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa,
hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan
penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih
kecil dibandingkan angka kematian.
5. Persebaran
Penduduk, Kecenderungan
manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak
pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat
subur selalu menjadi perebutan mansuia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah
yang subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan penduduk. Sudah barang tentu
hal semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola hidup penduduknya masih
bertani. Daerah semacam inilah
yang kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan, daerah tempat pemerintahan,
daerah perdagangan dan sebagainya.. prinsip tempat tinggal mendekati tempat
bekerja yang secara langsung atau tidak, menimbulkan ketidakseimbangan penduduk
ditiap-tiap daerah. Sehingga terjadi daerah yang berpenduduk padat. Dari
prinsip itulah kemudian terjadi perpindahan penduduk dari satu daerah ke
daerah lain.
B.
Hakikat Masyarakat Sebagai Wadah
Pergaulan Hidup
Telah
kita maklumi bahwa penduduk adalah sekumpulan manusia yang duduk atau menempati
pada wilayah tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan kumpulan dari penduduk.
Dalam hidup bermasyarakat, satu sama lain saling membutuhkan. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai
berbagai aktivitas dan berinteraksi satu dengan yang lain serta masing-masing
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
suatu daerah/wilayah tertentu kebutuhan penduduk diharapkan dapat terpenuhi
dari hasil daerah tersebut, lebih-lebih pada daerah agraris di Indonesia
penduduk suatu wilayahnya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari wilayah
tersebut dengan bekerja mengolah tanah yang tersedia. Suatu wilayah/daerah yang penduduknya terus bertambah, akhirnya
jumlah tenaga kerja bertambah. Dengan luas tanah yang terbatas (tidak dapat
bertambah), maka pertambahan produksi bahan pangan tidak dapat mengimbangi
tambahnya jumlah Kita kenal adanya dua jenis tekanan penduduk :
- Tekanan penduduk yang absolute (mutlak) yang digambarkan sebagai kesukaran mendapatkan suatu keperluan akan pangan, sandang dan papan bagi kehidupan manusia. Tekanan penduduk yang absolute itu dapat diketahui dengan mengukur jumlah keperluan hidup yang dipergunakan perkapita. Makin rendah jumlah tersebut yang tersedia. makin tinggi tekanan penduduk absolutnya.
- Tekanan penduduk yang relative (nisbi) dapat dinyatakan sebagai suatu tingkat tekanan yang dirasa orang setelah kekurangan dalam memenuhi syarat kehidupannya, dan membandingkan dengan apa yang telah dinikmati oleh orang lain atau golongan lain.
Pembagaian Kerja dalam Masyarakat
Mata pencaharian, kegiatan ekonomi, merupakan suatu aktivitas manusia guna
mempertahankan hidupnya dan memperoleh gidup yang layak. Corak dan macam
aktivitas berbeda sesuai dengan kemampuan masyarakat yang bersangkutan. penduduk dalam pertumbuhan, alasannya
lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah
kematian.
Faktor-faktor terjadinya masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat
setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini:
1.
Berangotakan minimal dua orang.
- Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
- Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
- Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang
Baik menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus
dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
- Ada sistem tindakan utama.
- Saling setia pada sistem tindakan utama.
- Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
- Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
C.
Kebudayaan Sebagai Pengikat Kehidupan
Bermasyarakat
Dalam sejarah perjuangan bangsa para perintis telah dengan susah payah
membangun dan mempertahankan bangsa ini. Membangun tentu membutuhkan proses
yang panjang.. Pembangunan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
mengedepankan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi dan golongan. Berbicara tentang kebudayaan berarti
tidak terlepas dari tuntutan harga diri atau jati diri anak bangsa. Secara
nasional kebudayaan adalah pencerminan sebuah bangsa yang memberikan dampak
positif dalam membangun bangsa yang demokratif dengan mengedepankan nilai-nilai
kemanusiaan.
Kebudayaan daerah merupakan bagian dari budaya bangsa yang perlu
dipertahankan nilai-nilai kemanusiaannya. Seorang tokoh atau pemimpin perlu
memahami tentang tata krama atau tatanan dalam memberikan arah dan kebijakan
untuk memajukan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan dimana dia berada.
Kebudayaan dapat dijadikan modal dasar dalam gerak dan langkah sesuai
bidang tugas dan fungsi kita masing-masing sebab kebudayaan yang ditinggalkan
oleh nenek moyang kita sangat banyak memberikan sebuah kebenaran yang berdasar
pada etika dan moral. Memang kita tahu bahwa untuk merubah perilaku manusia
membutuhkan suatu proses.
Satu hal yang perlu dikoreksi adalah kurang peduli dan konsistennya
mayarakat terhadap nilai-nilai kebudayaan sehingga bisa memunculkan berbagai
dikonomi persepsi. Apakah dari kalangan masyarakat, mahasiswa, para politisi
dan juga pemerintah padahal kebudayaan adalah sebuah pencerminan dari sebuah
bangsa terletak pada budaya. Orang bisa melakukan kesalahan besar atau kecil
itu karena tidak memahami nilai-nilai budayanya.
Kenapa munculnya korupsi, kolusi dan nepotisme? Ini sebagai akibat dari
ketidaktahuan budaya nenek moyang kita karena nenek moyang yang merupakan
perintis kebudayaan yang mewariskan kepada kita bukan budaya orang pencuri atau
korupsi tetapi orang yang berbudaya adalah orang yang tahu tentang harga diri
manusia dan lingkungannya.
Untuk itu budaya yang kuat apabila pemerintah dan seluruh masyarakat
merasa memiliki daerahnya tanpa ada indikasi sebuah perbedaan baik suku, agama
dan darimana dia berasal hal ini bila diwujudkan maka kita akan terkenal karena
budayanya.
Kebudayaan nasional secara mudah dimengerti sebagai kebudayaan
yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional
menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah
perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan
keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan
martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna
pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Disebutkan juga pada pasal selanjutnya bahwa kebudayaan nasional juga
mencermikan nilai-nilai luhur bangsa. Tampaklah bahwa batasan kebudayaan
nasional yang dirumuskan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional
yang dilandasi oleh semangat Pancasila.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada
paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan
daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum
nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk
pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili
identitas bersama
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran
dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia
sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional
terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat
yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan
daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.
Sebelum
di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah
kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di
daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri
dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki
makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur
pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara
nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan
asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
HUBUNGAN ANTARA PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Jika kita lihat lebih spesifik
antara ketiga ini memiliki hubungan yang menarik awalnya dimulai dari penduduk
jika melebihi batasnya akan menjadi masyarakat. Dari masyarakat ini kita bisa
mendapatkan banyak kreativitas yang nantinya akan menjadi suatu BUDAYA. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
diantara ketiga ini memiliki hubungan yang amat erat sehingga dapat di katakan
melengkapi satu sama lain.
PERMASALAHAN ANTARA KETIGANYA
Menurut Soerjono Soekanto masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat
terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita
yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial
dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan
menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor
Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor
Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor
Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor
Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Ada 5 macam opini-opini tentang kebudayaan, antara lain:
1. Melville
J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri(Cultural-Determinism). Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
2. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
3. Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
4. Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari keempat opini tersebut, saya
menyimpulkan bahwa kebudayaan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu
penduduk masyarakat yang terlahir secara turun temurun dari suatu daerah atau
negara. Kebudayaan diantara lain adalah berupa kepercayaan, adat istiadat,
kesenian, moral, nilai-nilai serta norma-norma, dsb.
Pertumbuhan penduduk yang makin
cepat mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan, dsb. Berbeda dengan makhluk lain, manusia
mempunyai kelebihan dalam kehidupannya. Manusia dapat memanfaatkan dan
mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah
terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayan rohaniah maupun
kebudayaan kebendaan.Akibat dari perkembangan kebudayaan ini, telah mengubah
cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penduduk masyarakat dan kebudayaan
merupakan konsep-konsep yang satu sama lain sangat berdekatan dan berhubungan.
Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu
pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini
berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin
akan ada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk.
Demikian pula hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang satu
dalam arti bahwa kebudayaan merukan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan
hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga
sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan.
Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun juga merupakan suatu hubungan
yang saling menentukan.
FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk di dunia ini
makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka
bertambahlah sistem matapencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran
(Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak
yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil
produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan
mengenai pengukuran fertilitas:
a. Pengukuran
fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran
fertilitas tahunan adalah:
·
Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate)
adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
·
Tingkat fertilitas umum (general fertility
rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia
14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
·
Tingkat fertilitas menurut umur (age specific
fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap
kelompok umur dan tahun tertentu.
·
Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan
penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan
fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun
tertentu.
b. Pengukuran
fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya.Adapun
ukurannya adalah:
·
Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran
hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir
masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak
berubah pada priode waktu tertentu.
·
Gross reproduction rates adalah
jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian
(mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang
spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah
satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas
sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.
3. Perpindahan
(migrasi)
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber cadangan
makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena
datangnya musim dingin atau kerana over populasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas
penduduk:
1. Faktor
demografi, antara lain adalah:
a. Struktur
umur
b. Struktur
perkawinan
c. Umur
kawin pertama
d. Paritas
e. Disrupsi
perkawinan
f. Proporsi
yang kawin
2. Faktor non demografi,
antara lain adalah:
a. Keadaan
ekonomi penduduk.
b. Perbaikan
status perempuan
c. Tingkat
pendidikan
d. Urbanisasi
dan industrialisasi.
faktor lain
berikutnya adalah:
Karena gagalnya pemerintah dalam menkampanyekan KB (keluarga
berencana) Kendala program KB
adalah otonomi daerah yang mengakibatkan keterputusan koordinasi dan
implementasi program secara luas. Tidak semua daerah mempunyai struktur yang
khusus mengurusi KB. Di tengah perubahan itu fungsi petugas penyuluh lapangan
KB (PLKB) juga tergerus karena kurang dukungan. Padahal PLKB penting untuk
mengedukasi dan memberikan konseling sehingga masyarakat dapat merencanakan
keluarga dengan baik dan rasional.
PENGERTIAN DAN JENIS MIGRASI, SERTA PROSES DAN AKIBAT DARI MIGRASI
Migrasi merupakan bagian dari
mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk
menetap.
Pengertian Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari tempat
yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat
migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal
yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja.
yang satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat
migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal
yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja.
Jenis-jenis Migrasi
Menurut jenisnya
migrasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Seperti yang dikemukakan
oleh Sagala (20 September 2012) dalam blognya adalah Migrasi Internasional dan
Migrasi Nasional.
1. Migrasi
Internasional
Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara
ke negara lain. Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
a. Emigrasi
adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
b. Imigrasi
adalah masuknya penduduk ke dalam suatu negara tertentu untuk tujuan menetap.
c. Remigrasi
adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di
negara orang lain.
2. Migrasi
Nasional atau Internal
Migrasi Nasonal adalah perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi
ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
a. Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan
menetap. Faktor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu: ingin
mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi,
ingin mencari pengalaman di kota, ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi dan sebagainya.
b. Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang
penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di
Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama
kolonisasi.
c. Ruralisasi
adalah perpindahan penduduk
dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari
urbanisasi.
Proses Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki
suatu nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah
itu dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk
berkelangsungan hidupnya.
Proses migrasi pun punya cara yaitu:
1. Proses
migrasi ia menetap di suatu wilayah.
2. Proses
migrasi hanya sementara diwilayah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke
wilayah tempat asalnya.
3. Hanya
sekedar berlibur diwilayah itu
Proses keberangkatan migrasi bisa
dilakukan dengan cara-cara tertentu misalkan kalau imigran hanya satu orang
bisa melakukannya dengan naik sepeda motor, kalau imigran dengan banyak orang
satu keluarga maka bisa melakukannya dengan naik kendaraan roda empat atau juga
naik kapal laut itulah yang biasa dilakukan imigaran dalam melakukan migarasi
di Negara Indonesia.
Tahun pun makin lama makin berlaju
dan proses imigrasi pun menjadi sangat lebih pesat dan perubahan yang terjadi
dari mulai tahun yang lalu higga tahu ini sangatlah banyak, pada tahun ini
tercatat banyak sekali imigran illegal/gelap yang tidak mendaftarkan dirinya
pada sensus penduduk pada kota asalnya balia semua itu terjadi begitu saja
tanpa adanya rasa kesadaran maka makin lama akan terjadi kepadatan penduduk
akan teradi dan susah menanganinya dikarenakan susahnya mendata para imigran.
Akibat dari migrasi
1. Akan
terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan
banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran
yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai
orang.
2. Akan
cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka
mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk
dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan
terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit.
3. Kesehatan
menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak
imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang
mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana.
4. Area
perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya menjadi
area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas
prasarana lainnya.
5. Lahan
pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi
dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang
dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Pertumbuhan Budaya Di Indonesia
Secara garis besar kebudayaan
Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan
Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli kebudayaan telah
mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan
pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di
Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji
dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka
mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang
sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan,
patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
Seorang pengamat memberikan
argumennya tentang kebudayaan indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan
Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi
ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini
bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna.
Kebudayaan Indonesia yang multikultur seperti itu, ketika
dikaji dari sisi dimensi waktu, dapat dibagi pula pengertiannya :
1. Pertama,
kebudayaan (Indonesia) adalah kebudayaan yang sudah terbentuk. Definisi ini
mengarah kepada pengertian bahwa kebudayaan Indonesia adalah keseluruhan
pengetahuan yang tersosialisasi/internalisasi dari generasi-generasi
sebelumnya, yang kemudian digunakan oleh umumnya masyarakat Indonesia sebagai
pedoman hidup. Jika dilacak, kebudayaan ini terdokumentasi dalam artefak/atau
teks. Melihat kebudayaan dari sisi ini, kita akan mudah terjebak kepada dua
hal. Pertama, apa yang sudah ada itu diterima sebagai sesuatu yang sudah baik
bahkan paripurna. Ungkapan seperti kebudayaan Jawa adalah kebudayaan yang
adiluhung, merupakan contoh terbaiknya. Di sini, apa yang disebut kebudayaan
adalah dokumen text (Jawa termasuk sastra-sastra lisan) yang harus dijadikan
pedoman kalau kita tidak ingin kehilangan ke-jawa-annya. Ungkapan: “ora Jawa”
atau “durung Jawa” adalah ungkapan untuk menilai laku (orang Jawa) yang sudah
bergeser dari text tersebut.
2. Kedua,
kebudayaan (Indonesia) adalah kebudayaan yang sedang membentuk. Pada definisi
kedua ini menjelaskan adanya kesadaran bahwa sebetulnya, tidak pernah (baca:
terlalu sedikit) ada masyarakat manapun di dunia ini yang tidak bersentuhan
dengan kebudayaan dan peradaban lain, termasuk kebudayaan Indonesia atau
kebudayaan Jawa. Hanya saja ada pertanyaan serius untuk memilih definisi kedua
ini, yaitu bagaimana lalu kebudayaan kita berdiri tegak untuk mampu menyortir
berbagai elemen kebudayaan asing yang cenderung capitalism yang notabene, dalam
batas-batas tertentu, negative (baca: tidak cocok)? Pada saat yang sama,
kebudayaan global yang kapitalistik itu, telah masuk ke berbagai relung-relung
kehidupan masyarakat “tanpa” bisa dicegah. Kalau begitu, pertanyaannya ialah:
membatasi, menolak, atau mengambil alih nilai-nilai positif yang ditawarkan.
Persoalan seperti ini dulu sudah pernah menjadi perdebatan para ahli
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh Armen Pane dkk versus Sutan Takdir
Alisyahbana (Lihat pada buku Polemik Kebudayaan), dan sampai sekarang pun sikap
kita tidak jelas juntrungnya.
3. Ketiga,
adalah kebudayaan (Indonesia) adalah kebudayaan yang direncanakan untuk
dibentuk. Ini adalah definisi yang futuristic, yang perlu hadir dan dihadirkan
oleh warga bangsa yang menginginkan Indonesia ke depan HARUS LEBIH BAIK. Inilah
yang seharusnya menjadi focus kajian serius bagi pemerhati Indonesia, wa bil
khusus para mahasiswa dan dosen-dosen ilmu budaya.
Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai
berikut :
1. Bahasa,
sampai saat Indonesia masih konsisten dalam bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa
Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa asing (Inggris) belum terlihat
popular dalam penggunaan sehari-hari, paling pada saat seminar, atau kegiatan
ceramah formal diselingi denga bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada
audien kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
2. Sistem
teknologi, perkembangan yang sangat menyolok adalah teknologi informatika.
Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada
saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara
lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika.
3. Sistem
mata pencarian hidup/ekonomi. Kondisi pereko-nomian Indonesia saat ini masih
dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi
pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan
fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang
menopang perekonomian Indonesia.
4. Organisasi
Sosial. Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI,
MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
5. Sistem
Pengetahuan. Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan
perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era
globalisasi.
6. Religi.
Munculnya aliran-aliran lain dari satu agama yang menurut pandangan umum
bertentangan dengan agama aslinya. Misalnya : aliran Ahmadiyah, aliran yang
berkembang di Sulawesi Tengah (Mahdi), NTB dan lain-lain.
7. Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron).
Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai
pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada
tahun 1995 – 1996 yang dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah
tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat sudah tergeser dengan model
Extravagansa. Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya.
8. Sedang
menghadapi suatu pergeseran-pergeseran atau \"Shirf\" budaya. Hal ini
mungkin dapat difahami mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa
berbagai budaya baru serta ketidak mampuan kita dalam membendung serangan itu
dan mempertahankan budaya dasar kita.
Perkembangan budaya Indonesia
Seperti yang kita ketahui,
perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya,
indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita
terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia
sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari
sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia.
Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang,
dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu
banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah
berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin
gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar
lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Sebagai contoh adalah batik hasil
dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang
diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah
diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat
tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah
ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
Ada sejumlah kekuatan yang
mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara
kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan
dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi
dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar
masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya
(culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta
perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan
sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya
Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak
ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di
klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara
lain:
1. batik
dari jawa oleh Adidas.
2. Naskah
kuno dari riau oleh pemerintah malaysia.
3. Naskah
kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia.
4. Naskah
kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia.
5. Naskah
kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia.
6. rendang
dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia.
7. Sambal
bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda.
8. Sambal
petai dari riau oleh oknum WN belanda.
9. tempe
dari jawa oleh beberapa perusahaan asing.
10. lagu
rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia.
11. Tari
reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia.
12. Lagu
soleram dari riau oleh pemerintah malaysia.
13. Lagu
injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia.
14. Alat
musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia.
15. Tari
kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia.
16. tari
piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia.
17. Lagu
kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia.
18. Lagu
anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia.
19. Kursi
taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis.
20. Pigura
dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris.
21. Motif
batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia.
22. Desain
kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika.
23. Produk berbahan rempah-rempah
dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd.
24. Badik
tumbuk lada oleh pemerintah malaysia.
25. kopi
gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda.
26. kopi
toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang.
27. Musik
indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia.
28. Kain
ulos oleh malaysia.
29. alat
musik angklung oleh pemerintah malaysia.
30. Lagu
jali-jali oleh pemerintah malaysia.
31. tari
pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari data tersebut, bisa dibuktikan
bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya
indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian
dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah
agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih
mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.
KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM
Kebudayaan
HINDU-BUDHA
1.
Agama Hindu dan Kebudayaannya
Agama Hindu diyakini tumbuh di India sekitar 1500
SM. Dari India, agama ini menyebar ke seluruh dunia dan banyak mempengaruhi
kebudayaan-kebudayaan besar dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan
kedatangan bangsa Arya ke kotaMohenjo-Daro (Larkana) dan Harappa
(Punjab)sekitar tahun 1500 SM.
Mereka datang melalui celah Kaiber dan mendesak bangsa
Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah tersebut. Orang-orang Arya
membangun sistem kepercayaan dan kemasyarakatan sesuai tradisi yang mereka miliki. Orang
Arya memuja banyak Dewayang dipercayai memiliki kuasa atas segi-segi
tertentu kehidupan makhluk hidup.
Pemujaan terhadap para Dewa dipimpin oleh golongan Brahmana atau Pendeta.
Para Brahmana juga menulis berbagai ajaran dan ritus-ritus sebagai pedoman
dalam melaksanakan upacara keagamaan. Tulisan-tulisan tersebut disatukan
dalam Kitab Veda.Kitab Veda terdiri dari empat bagian
a. Reg-Veda,
merupakan kitab tertua dan ditulis diantara tahun 1500 dan 900 SM.
b. Yajur-Veda,
berisi pedoman pengorbanan.
c. Sama-Veda,
berisi pedoman zikir dan puji-pujian.
d. Atharva-Veda,
kumpulan mantra-mantra gaib
Dalam agama Hindu, terdapat
pembagian kasta masyarakat berdasarkan pembagian tugas atau
pekerjaan. Kasta tersebut dari tertinggi adalah :
a. Brahmana,
mengurus kehidupan keagamaan
b. Ksatria,
berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan negara
c. Waisya, berdagang,
bertani dan berternak
d. Sudra, pekerja
atau pelayan
Dalam perkembangan selanjutnya,
terjadi perpaduan antara budaya Arya, budaya Dravida, dan budaya Munda yang
kemudian disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan
pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebutAryavarta
(Negeri Bangsa Arya) dan Hindustan (Tanah Milik Bangsa Hindu).
Pada awal abad ke-3 dan ke-4
masehi, agama Hindu masuk ke indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan
antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India
berlangsung dengan mantap.
2.
Penyiaran Agama Hindu di Indonesia.
Proses masuknya agama Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik
pedagang India yang datang ke Indonesia maupun pedagang dari wilayah Indonesia
yang berlayar ke India. Akan tetapi, di lain pihak terdapat beberapa teori yang
berbeda tentang penyebaran agama Hindu ke Indonesia. Pendapat atau teori
tersebut di antarannya :
a. Teori
Sudra, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India yang berkasta Sudra, karena mereka dianggap sebagai
orang-orang buangan.
b. Teori
Waisya, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang
India berkasta Waisya, karena mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan
kemudian menetap di salah satu wilayah di Indonesia. Bahkan banyak di antara
pedagang itu yang menikah dengan wanita setempat.
c. Teori
Ksatria, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India berkasta Ksatria. Hal ini disebabkan terjadi kekacauan
politik di India, sehingga para Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia.
Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.
d. Teori
Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum
Brahmana. Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku
yang tertarik dengan agama Hindu. Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia inilah
yang mengajarkan agama Hindu ke masyarakat.
Dari keempat teori tersebut, hanya
teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Bukti-bukti
tersebut diantaranya :
a. Agama
Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi monopoli
kaum Brahmana, sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu
menyiarkan agama Hindu.
b. Prasasti
yang pertama kali ditemukan berbahasa Sansekerta, sedangkan di India bahasa itu
hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi, hanya kaum
Brahmana-lah yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
3.
Agama dan Kebudayaan Budha
Agama Buddha pertama kali tumbuh di India, tepatnya di India bagian timur
laut sekitar tahun 500 SM. Diajarkan oleh Siddharta Gautama yang dikenal
sebagai Buddha (seorang yang telah mendapatkan pencerahan) Agama
Buddha muncul sebagai reaksi terhadap golongan Brahmana dalam ritual keagamaan.
Keseluruhan ajaran agama Buddha dibukukan dalam Kitab Tripitaka, yang
terdiri dari tiga kumpulan tulisan, yaitu :
a. Sutta
(Suttanata) Pitaka, kumpulan khotbah
b. Vinaya
Pitaka, aturan-aturan yang berkaitan dengan kehidupan pendeta
c. Abhidharma
Pitaka, berisi filosofi, psikologi, klasifikasi dan sistemasi doktrin.
Dalam perkembangannya, agama
Buddha pecah menjadi aliran, yaitu
a. Aliran
Hinayana, mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana sangat tergantung kepada
usaha diri sendiri melakukan meditasi.
b. Aliran
Mahayana, mengajarkan bahwa untuk mencapai nirwana, setiap orang
harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih)
Perkembangan agama Buddha di India
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti
Maurya (273-232 SM). Pada pemerintahan-nya, Raja Ashoka menetapkan
agama Buddha sebagai agama resmi negara. Agama Buddha kemudian dengan
cepat berkembang dan diterima oleh masyarakat India. Hal ini terutama
disebabkan oleh bahasa yang digunakan Buddha dalam penyampaian ajarannya,
yaitu Bahasa Parkit (bahasa yang digunakan rakyat sehari-hari),
bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana.
Selain itu, agama Buddha bersifat
non-eksklusif. Artinya, agama Buddha bisa diterima siapa saja dan tidak
mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta. Agama Buddha juga tidak
mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita.
Sekitar abad ke-5, ajaran Budha
atau budhisme masuk ke wilayah Indonesia, khususnya ke dalam pulau jawa.
Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada hinduisme,
sebab dalam ajaran budhisme tidak mengenal adanya kasta-kasta dalam kehidupan
masyarakat.
4.
Penyiaran Agama Buddha di Indonesia.
Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para biksu. Antara lain
seorang biksu dari Kashmir bernama Gunawarman datang ke Indonesia sekitar tahun
240. Gunawarman adalah seorang biksu Buddha Hinayana. Pada tahun-tahun berikutnya,
para biksu Buddha dari Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala, India) pun datang ke
Indonesia. Makin lama pengaruh Buddha makin berkembang di Indonesia.
Penyiaran
agama Buddha di Indonesia lebih awal dari agama Hindu. Dalam penyebarannya
agama Buddha mengenal adanya misi penyiar agama yang disebut, Dharmadhuta.
Tersiarnya agama Buddha di Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 Masehi,
dibuktikan dengan penemuan Arca Buddha dari perunggu di Jember, Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan. Arca-arca itu berlanggam Amarawati. Namun, belum diketahui
siapa pembawanya dari India Selatan ke Indonesia. Di samping itu, juga
ditemukan arca Buddha dari batu di Palembang.
KEBUDAYAAN ISLAM
Pada abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia,
oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral
penyebaran agama islam pada abad itu berada di pulau jawa yang sebenarnya
masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke -15. suatu
bukti bahwa awal abad ke-11 sudah ada wanita Islam yang meninggal dan
dimakamkan di Kota Gresik.
Pada abad ke-15,berkembanglah negara-negara pantai, adalah negara Malaka
di semenanjung Malaka, negara Aceh di ujung pulau Sumatra, negara
Banten di jawa Barat, negara Demak di pesisir utara jawa tengah,
negara Goa di sulawesi selatan. Dalam prosesperkembangannya negara tersebut
yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan
kota-kota pelabuhan, dan telah menganut ajaran Islam.
Didaerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama
Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang
bersangkutan. misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra Timur,
sumatra barat, dan pesisir kalimantan.
A.
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan
Kebudayaan Islam di indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad
Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3
teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut
di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke
Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke
Nusantara.
Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda
simak uraian materi berikut ini.
1.
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk
ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India.
Dasar dari teori ini adalah:
·
Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa
Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
·
Hubungan dagang Indonesia dengan India telah
lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
·
Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu
Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah
Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang
mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya
kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga
bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah
di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak
penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
menyebarkan ajaran Islam.
2.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul
sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah
berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya
berasal dari Arab (Mesir). Dasar
teori ini adalah:
·
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat
Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa
pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini
juga sesuai dengan berita Cina.
·
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab
Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir
dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
·
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al
malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
·
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van
Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad
13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi
jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses
penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri. Dari penjelasan di atas, apakah Anda
sudah memahami? Kalau sudah paham simak
3.
Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini
adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
·
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas
meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh
orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan
upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur
Syuro.
·
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti
Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
·
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem
mengeja huruf Arab untuk tanda- tanda bunyi Harakat.
·
Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun
1419 di Gresik.
·
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah
Gresik. Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen
dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada
dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu
berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13.
Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa
Persia dan Gujarat (India). Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya
Islam ke Indonesia.
Proses masuk dan berkembangnya
Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan damai melalui beberapa
jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang
Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan
masyarakat Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan
ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap,
atau mendirikan perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan
Pekojan. Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering
bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses
penyebaran Islam semakin cepat berkembang.
Perkembangan Islam yang cepat
menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh yang menyebarkan Islam melalui
pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Pondok pesantren adalah
tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menimba ilmu
agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi juru
dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing- masing. Di samping
penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam
juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di
Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para pedagang,
mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan
mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal dengan
sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
1. Maulana
Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa
Timur.
2. Sunan
Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
3. Sunan
Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim,
menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
4. Sunan
Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan
Islam di daerah Gresik/Sedayu.
5. Sunan
Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
6. Sunan
Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah
Kudus.
7. Sunan
Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam
di daerah Demak.
8. Sunan
Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan
islamnya di daerah Gunung Muria.
9. Sunan
Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat
(Cirebon).
KESIMPULAN
Penduduk adalah sekumpulan manusia
yang menempati wilayah. Dinamika
penduduk Dinamika penduduk
menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan
oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya
unsur lahir, mati, datang dan pergi dari penduduk itu sendiri.
Kebudayaan merupakan bagian dari
budaya bangsa yang perlu dipertahankan nilai-nilai kemanusiaannya. Seorang
tokoh atau pemimpin perlu memahami tentang tata krama atau tatanan dalam
memberikan arah dan kebijakan untuk memajukan pemerintah, pembangunan dan
kemasyarakatan dimana dia berada.
Jika kita lihat lebih spesifik
antara ketiga ini memiliki hubungan yang menarik awalnya dimulai dari penduduk
jika melebihi batasnya akan menjadi masyarakat. Dari masyarakat ini kita bisa
mendapatkan banyak kreativitas yang nantinya akan menjadi suatu BUDAYA. Jadi dapat kita simpulkan bahwa
diantara ketiga ini memiliki hubungan yang amat erat sehingga dapat di katakan
melengkapi satu sama lain.
Secara umum ada tiga faktor utama
demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu; kelahiran, kematian dan perpindahan. faktor
lainnya adalah karena gagalnya pemerintah dalam menkampanyekan KB
(keluarga berencana).
Migrasi merupakan bagian dari
mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain. Dengan
adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun
yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak
ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya.
Secara garis besar kebudayaan
Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan
Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. kebudayaan Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia
merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam
kekangan dan tekanan. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan
karsa yang lebih sempurna. perkembangan
budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat
banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal
seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi
sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk
kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia.
Agama Hindu diyakini tumbuh di India sekitar 1500
SM. Dari India, agama ini menyebar ke seluruh dunia dan banyak
mempengaruhi kebudayaan-kebudayaan besar dunia. Agama Buddha pertama kali
tumbuh di India, tepatnya di India bagian timur laut sekitar tahun 500 SM. Keseluruhan ajaran agama
Buddha dibukukan dalam Kitab Tripitaka. Pada abad ke-15 dan
ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh
para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga.
SUMBER
REFERENSI: